
KH Alimudin dalam tausiahnya menyampaikan bahwa Isro’ menurut arti bahasa berarti perjalanan di malam hari. Akan tetapi secara syari’iyah isro’ adalah perjalanan malam hari yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dari Masjidil Haram (di Mekkah) menuju ke Baitul Maqdis (di palestina) yang penuh mengandung rahasia dan keajaiban.
Mi’raj menurut arti bahasa yaitu jenjang naik. Akan tetapi yang dimaksud ialah naiknya Rasulullah SAW dari Masjidil Aqso di Baitul Maqdis dengan menempuh angkasa luar sehingga akhirnya sampai ke suatu tempat yang paling tinggi bernama Sidratul Muntaha, Tempat yang tidak mungkin di capai oleh manusia dengan kemajuan teknologi yang bagaimana pun canggihnya kecuali oleh Nabi Muhammad SAW. Di tempat itulah Rasulullah SAW menerima langsung dari Allah SWT tentang sholat lima waktu yang harus dikerjakan olehnya dan seluruh umatnya.
“Pada bulan yang penuh berkah ini kita perlu lebih banyak melakukan muhasabatun nafsi atau instrosfeksi diri. Terutama yang berhubungan dengan peningkatan kualitas sholat kita khususnya dan kualitas ibadah secara keseluruhan. Karena sudah seharusnya kita selaku kaum muslimin untuk selalu meningkatkan kualitas diri dan amaliyah serta ibadah kepada Allah SWT,” lanjut KH Alimudin.
Setiap ada permasalahan datanglah kepada Allah SWT, meminta petunjuk-Nya. Seperti wabah yang saat ini mendunia, yaitu menjangkitnya virus corona, merupakan musibah dan keprihatinan kita semua. Puluhan ribu korban terdampak virus ini, ribuan lainnya meninggal di seratus lebih negara di dunia.
“Yang pertama dan utama kita kemukakan menghadapi musibah besar ini, adalah mengembalikan semuanya kepada Allah, Sang Pencipta Yang Maha segala-galanya. Allah yang telah menciptakan semua makhluk-Nya, baik yang besar maupun yang kecil, yang terlihat maupun tidak kelihatan oleh mata,” pungkas KH Alimudin. (Koramil 19/Wangon)