» » Peningkatan hasil Panen dengan Sistem Jarwo Diwilayah Koramil 17/Kbs

Peningkatan hasil Panen dengan Sistem Jarwo Diwilayah Koramil 17/Kbs

Penulis By on Tuesday, 28 February 2017 | No comments

Staf Ter Kodim 0701/Bms (01/03). Dalam rangka peningkatan hasil panen padi dan pemanfaatan lahan Demplot di wilayah Kec. Kebasen perlu adanya penanganan yang baik, dirahapkan dengan adanya penanganan dan cara pengolahan yang baik dan benar diharapkan terjadi adanya peningkatan hasil panen. Dalam hal penanaman padi ada beberapa pola tanam salah satunya pola tanam yang terkenal dengan Sistem Jarwo (Jajar Legowo) dalam sistem Jarwo sendiri ada beberapa macam cara diantaranya 2:1, 3:1 dll.  Dalam rangka peningkatan hasil yang baik dan maksimal juga perlu adanya kerjasamana yang baik, dalam hal untuk mensukseskan program Swasembada pangan TNI bekerjasama dengan Dinas Pertanian, sebagai tindak lanjut kerjasama tersebut Koramil 17/Kbs sebagai bagian dari jajaran Kodim 0701/Bms berupaya mensukseskan program tersebut dengan cara selalu berkoordinasi dengan Gapoktan yang ada diwilayah Kec. Kebasen. Danramil 17/Kbs dan seluruh anggota selalu mendampingi dan memberikan motivasi kepada suluruh Kelompok Tani yang ada di wilayah Koramil 17/Kbs, dan memberikan arahan agar para petani dalam bercocok tanam menggunakan Sistem Jarwo, seperti yang dilaksanakan oleh Gapoktan Kebasen dalam pemanfaatan lahan persawahan dengan menggunakan sistem Jarwo 2:1.
Keberhasilan usaha peningkatan produksi pertanian memang dipengaruhi oleh banyak faktor. Namun dari banyak faktor tersebut, ada beberapa faktor yang sangat tergantung pada upaya yang dilakukan oleh sumber daya manusia, diantaranya penyiapan lahan, penerapan tata cara budidaya yang benar, cara panen yang tepat dan pengolahan pasca panen yang bagus. Hal-hal tersebut tentu memiliki konten teknologi yang berpengaruh secara langsung dan harus mendorong peningkatan produktivitas.
Banyak pelaku pertanian di Indonesia yang mengeluhkan rendahnya hasil atau tingkat produktivitas panen. Namun jarang di antara mereka yang mau melakukan evaluasi dan introspeksi lebih jauh. Kebanyakan dari mereka melakukan aktivitas pertanian dari mulai pengolahan hingga pemanenan dengan cara-cara konvensional.
Minimnya informasi mengenai cara efektif peningkatan hasil produksi pertanian, keterbatasan sumber daya, dan kurangnya tingkat intervensi positif dari pihak penyuluh pertanian juga turut berpengaruh pada kegagalan peningkatan produksi pertanian tersebut.
Intensifikasi Pertanian
Intensifikasi pertanian adalah pengolahan lahan pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai sarana. Intensifikasi pertanian banyak dilakukan di Pulau Jawa dan Bali yang memiliki lahan pertanian sempit.
Pada awalnya intensifikasi pertanian ditempuh dengan program  panca usaha tani, meliputi kegiatan sebagai berikut :

Panca Usaha Tani :
1.       Pengolahan tanah yang baik
2.       Pengairan/irigasi yang teratur
3.       Pemilihan bibit unggul
4.       Pemupukan
5.       Pemberantasan hama dan penyakit tanaman

Ekstensifikasi Pertanian Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian baru,misalnya membuka hutan dan semak belukar, daerah sekitar rawa-rawa, dan daerah pertanian yang belum dimanfaatkan. Selain itu, ekstensifikasi juga dilakukan dengan membuka persawahan pasang surut.
Ekstensifikasi pertanian banyak dilakukan di daerah jarang penduduk seperti di luar Pulau Jawa, khususnya di beberapa daerah tujuan transmigrasi, seperti Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya.
Diversifikasi Pertanian Adalah usaha penganekaragaman jenis usaha atau tanaman pertanian untuk menghindari ketergantungan pada salah satu hasil pertanian. Diversifikasi pertanian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
Memperbanyak jenis kegiatan pertanian, misalnya seorang petani selain bertani juga beternak ayam dan beternak ikan.
Memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan, misalnya pada suatu lahan selain ditanam jagung juga ditanam padi ladang.
Mekanisasi Pertanian Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan mesin-mesin pertanian modern. Mekanisasi pertanian banyak dilakukan di luar Pulau Jawa yang memiliki lahan pertanian luas. Pada program mekanisasi pertanian, tenaga manusia dan hewan bukan menjadi tenaga utama.

Rehabilitasi Pertanian Adalah usaha memperbaiki lahan pertanian yang semula tidak produktif atau sudah tidak berproduksi menjadi lahan produktif atau mengganti tanaman yang sudah tidak produktif menjadi tanaman yang lebih produktif.
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya